ABSURD

Ahlan semester 6, (semestinya dari februari kemarin) ga’ papa lah yaaa. Dan saya seneng rasanya bentar lagi uda sarjana (KKN & skripsi aja beloooomm)


Oke ,, Beberapa waktu lalu saya sempat ngadain voting di Whatsapp, tentang judul perdana blog di tahun 2018. Karena bingung apa yang harus ditulis. Akhirnya saya minta pendapat kawan-kawan, dan hasilnya:
  • Kenapa bisa masuk pesantren.
  • Menikah yang ideal.
  • Kok bisa nyasar polwan?
  • Mengapa jadi Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab
  • Cara agar tidak gemuk
  • Korupsi
Karena dari ke-enam poin tersebut bagus  semua dan ada yang berupa pertanyaan. Maka saya memutuskan untuk menjawab dan memberikan tanggapan berdasarkan pemikiran dan fakta yang terjadi. 


“Kenapa bisa masuk pesantren?”. Tahukah kamu bahwasanya saya tidak pernah terfikir sama sekali untuk masuk pesantren. Dari TK – SMP saya sekolah di umum terus. Bahkan, teman dekat saya waktu SMP tidak ada yang tahu kalau saya akan masuk pesantren. Keputusan masuk pesantren pun sangat mendadak. Saya tidak punya modal yang matang untuk mengikuti tes masuk pesantren. Do’a sholat saja masih banyak salahnya, ngaji saya waktu itu masih terbata-bata karena tidak pernah mengaji al-qur’an (tapi IQRO), dan saya tidak mengerti sama sekali ilmu tajwid apalagi menulis arab. Berhubung takut jika tidak diterima, saya minta les privat selama 2 minggu/1 bulan (kalau tidak salah) untuk belajar ilmu tersebut. Dan saya yakin ini semua sudah jalan Allah dan dengan didasari keinginan yang matang, saya berusaha dengan sangat maksimal agar bisa diterima di pesantren. Jika kalian bertanya  “apa perjuangan paling besar dalam hidup saya?” jawabannya adalah perjuangan untuk masuk pesantren.


“Menikah yang ideal”. Menikah yang ideal menurut saya adalah menikah yang diniatkan untuk ibadah, bukan karena nafsu dan bukan untuk cepet-cepetan. Menikah itu bukan perlombaan, bukan masalah usia, dan bukan pula masalah anak yang paling tua harus menikah dahulu. Saya sangat faham menikah adalah ibadah, dan pada hakikatnya ibadah harus di segerakan. Tapi kita harus merujuk pada konteks dan hukum yang jelas, maksudnya adalah menikah itu sifatnya bisa wajib, sunnah, haram, dan makruh. Semua itu tergantung subjek, objek, situasi, dan kondisi yang bersangkutan. Tugas kita adalah selalu berdo’a dan berusaha . Intinya jangan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kalian inginkan. Intinya mah kudu lebih bijak dalam berfikir dan mengambil langkah.


“Kok bisa nyasar polwan?” ini panjang sangat kisahnya, dan mungkin next time saya akan mengulasnya. Singkatnya hal inilah yang menyebabkan saya telat kuliah. Dan karena hal ini pula saya selalu bersyukur kepada Allah.


“Mengapa jadi Mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab”. ABSURD,,, saya tidak pernah ingin jadi mahasiswi bahasa arab. Awal daftar kuliah, saya memilih mengambil program studi PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Tapi karena overload, terhempaslah saya di pendidikan bahasa arab. Walaupun basic saya pesantren bahasa, tapi saya tidak suka bahasa arab terutama bahasa inggris. Saya tetap positif ini adalah jalan Allah agar lebih suka dan cinta bahasa Arab. Dan mungkin ini cara Allah menghukum saya dengan mencintai apa yang saya benci. Makanya kalau suka jangan terlalu berlebihan dan jika benci jangan pula terlalu berlebian. #eaakkkkkk


“Cara agar tidak gemuk”. Saya tidak punya ilmu khusus untuk menjawab dan menanggapi ini, karena selama ini saya suka nyemil dan makan, tidur apalagi. Tapi saya juga suka olah raga lohh,terutama berenang, basket, dan zumba(setaun sekali😆). Semenjak kuliah jaraaannnggg sekali main basket dan berenang, kalau zumba masih lumayan sering karena fleksibel tempatnya. Jadi saya tidak gemuk karena olah raga (mungkin) dan karena gen.


“Korupsi”. Korupsi saat ini tidak hanya menjamur pada pejabat pemerintahan saja. Kalau misalkan mau dibongkar, unsur korupsi di sekolah, universitas, kantor desa, kantor kecamatan sangat banyak dan PASTI ADA. Bukannya su’udzon, tapi ini berdasarkan pengamatan yang saya alami sendiri. Seorang dosen dengan durasi 100 menit untuk 1 mata kuliah, dan keluar sebelum waktunya tanpa ada alasan khusus itu juga korupsi, KORUPSI WAKTU. Suatu organisasi menganggarkan dana untuk suatu acara dan tidak digunakan semestinya itu juga KORUPSI. Menurut saya, korupsi memiliki arti dan penyebaran yang luas, tergantung kita memahaminya dalam perspektif yang mana.


Walaupun tulisan ini sangat singkat, kurang terperinci dan tidak jelas, tapi setidaknya saya mempunyai bahan untuk saya ungkapkan. Terimakasih kawan-kawan atas saran dan masukan judulnya, dan maaf saya telat menulis dikarenakan UTS yang melanda semester 6. Jika ada yang salah dalam segala hal, silahkan dikoreksi.
















Komentar

Postingan Populer