Politik Lumpur
Saya pemudi
Indonesia, bingung serta bimbang menggelora. Entah golongan kanan, golongan
kiri, ataukah yang tengah-tengah saja untuk bersahaja. Rancu sangat politik negeri
demokrasi ini, yang kanan menjatuhkan yang kiri, yang kiri menjatuhkan yang
kanan dan yang tengah-tengah menjadi pengamat setia yang turut serta menjadi
korban.
Berbagai konspirasi
ormas mempunyai jargon, serta visi misi
yang mereka banggakan. Berbagai program mereka luncurkan, berbagai janji mereka
kampanyekan. Ya,,, itulah hakikat ilmu politik, yang penting menang, senang,
dan tak ada yang menyerang karena kuasa di tangan.
Banyak mahasiswa
yang menjadi korban politik, ada yang masih bimbang, ada yang mengikuti arus,
bahkan ada pula yang terang-terangan apatis. Lucunya,, ada sebagian yang sangat
fanatik dalam ormasnya, justru menjadi budak, mereka diperalat untuk koalisi.
Ketika masuk
dalam dunia politik, sebenarnya kita masuk ke dalam lumpur. Lumpur itu kotor,
begitulah politik negeri ini. Semuanya penuh permainan dan jebakan. Lalu yang
beralasan ingin menjadi golongan suci, alias tidak mau tahu dalam politik dan
tidak mau masuk kedalam lumpur, justru ini yang lebih kotor, karena mereka
tidak mempunyai rasa tanggung jawab atas dirinya dan negaranya. Seolah mereka hidup
tetapi tidak hidup seperti halnya ada tetapi tidak dianggap.
Negeri ini
membutuhkan sosok adil dan bijaksana, yang membawa perubahan negara, yang
menjadi pengaruh untuk masyarakatnya, serta panutan untuk negara-negara lain.
Pahamilah politik meskipun rancu, meskipun kotor, meskipun rusak. Ikutilah dan
sadarlah akan perkembangannya. Jika kita belum bisa menjadi pengaruh untuk negeri
dan politik ini, berdo’alah agar anak cucu kita kelak dapat menjadi pengaruh
dalam negeri ini.Aamiin
Komentar
Posting Komentar